Thursday, 8 September 2016

SUKSES DENGAN ANEKA OLAHAN KUE BOLU GULUNG

Kue Bolu Gulung, Mungkin sering kita medengar kata ini atau juga sering kita jumpai bentuknya dan pasti juga anda pernah memakannya?ya itu pasti, karena kue bolu yang satu ini sangat khas dan banyak sekali kita temukan di pasar kue atau juga di toko toko kue, harganya pun cukup terjangkau Mulai dari 30.000,- 100.000,- an anda sudah dapat menikmatinya, bahkan kue bolu sekarang dapat bervariasi dari tampilan bentuknya, ada yang di bikin seperti batik bahkan ada yang bergambar doraemon.. hehe, cukup unik dan keren bukan?


Oke sekarang saya akan sedikit bercerita bagaimana usaha bolu gulung ini bisa menjadikan seseorang sukses dan memliki usaha yang bisa bertahan lebih dari 10 Tahun.
Oke langsung ke TKP..
Adalah Hj Norhayati dan suaminya H. abdul Hamid asal kalimantan telah mengecap sukses dari hasil jerih payah selama ini berupa usaha rumah tangga(Home industry) yang bergerak di bidang olahan aneka kue yang bernama Hj enong bakery yang sudah dirintisnya sejak tahun 1998 hingga sekarang.
Bermodalkan 100.000,- di awal merintis usahanya hingga sekarang mempunya omset hingga ratusan juta rupiah dan telah mempekerjakan 12 orang karyawan mulai dari keluarga sendiri hingga tetangga-tetangga dekat.



Usaha rumah tangga berupa produksi beragam jenis kue yang dikelola Hj. Enong menghabiskan bahan dasar kurang lebih 75 Kilogram tepung dan 200 Kilogram telur per hari, belum lagi ditambah dengan bahan-bahan campuran lainnya. Dan menghasilkan 10 macam jenis kue, diantaranya kue puding, brownise, bolu lapis keju, dan juga kue gulung lapis (Role Cake) yang merupakan produk khas unggulannya
Untuk pemasaran aneka kue hasil olahan rumah tangganya ini, Hj. Enong menjelaskan, selain dipasarkan di seluruh daerah di Kalimantan Selatan juga sudah mencapai kota-kota lain se-pulau Kalimantan seperti Palangkaraya, Grogot, dan Samarinda.


Adapun untuk kesejahteraan para pekerjanya, Hj. Enong sangat memperhatikan dan menyerahkan ketentuan kepada setiap pekerjanya, mau menerima sistem gaji mingguan, persetengah bulan ataukah sebulan sekali selain tentunya bonus tambahan yang diberikan atas keuntungan yang diperoleh.
Cita rasa kue yang dihasilkan pun tidak pernah berubah, hal ini demi menjaga selera serta kepuasan pelanggan. Dan yang uniknya lagi Enong menuturkan, usaha rumah tangganya ini malah mengalami kemajuan pesat ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia, sangat ironis dengan realita waktu itu yaitu banyaknya pengusaha lain yang gulung tikar.
Sampai saat ini, produksi rumah tangga yang dibangunnya belum pernah mengalami kerugian, bahkan pesanan semakin meningkat apabila menjelang hari raya dan hari-hari besar lainnya. Meskipun kadang-kadang timbul kendala seperti meningkatnya harga bahan dasar ataupun kerusakan alat produksi, namun masih bisa diatasi bersama suaminya
Hj. Enong berharap, usaha yang telah lama dirintisnya ini bisa semakin berkembang, sehingga bukan hanya bisa memberikan keuntungan buat keluarganya, tetapi juga bisa memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan dan kesejahteraan hidup bagi para karyawannya.
Demikian kisah Sukses Pengusaha Kue bolu gulung asal kalimantan ini, Semoga bisa menjadi inspirasi dan jangan takut untuk mencoba.

Salam sukses.

SARANG BURUNG WALET KOMODITI EXPORT YANG MENJANJIKAN

TREND DAN POTENSI BISNIS SARANG WALET 




Sarang walet merupakan komoditas ekspor, memang karena di Indonesia belum banyak orang doyan makanan yang terbuat dari sarang ini. Berbeda halnya dengan Cina, makanan dari sarang walet sangat popular ketika Hari Raya Imlek. Biasanya dipakai sebagai bahan makanan atau minuman. Harga satu kg-nya bisa menembus Rp 15 juta.

Namun, sekitar tahun 2007-2008 harganya sempat mengalami penurunan karena mulai banyaknya pengusaha yang melirik bisnis ini sehingga produksi melimpah. Berbeda halnya saat tahun 2004 yang masih Rp 13 jutaan. Di Sumsel sendiri pada tahun 2014 sempat jatuh hingga ke angka Rp 2-3 jutaan saja per kg, seperti dikutip dari sumsel.tribunews.com.

Kini kabar manis pun datang, dimana pasar ekspor China mulai dibuka kembali setelah pada tahun 2011 CNCA menutup sementara pembelian sarang walet dari Indonesia. China adalah konsumen sarang walet terbesar. Berkat pertemuan yang dilakukan Menteri Perdagangan Indonesia dengan Tiongkok serta proses yang panjang, kini Indonesia bisa menembus langsung pasar ke Tiongkok China.  Ekspor ini berhasil dilakukan pada awal 2015 lalu, yang menjadi momen paling ditunggu-tunggu para pengusaha sejak 5 tahun silam.

Berdasarkan data dari Badan Karantina Pertanian seperti dikutip dari finance.detik.com. negara tujuan ekspor sarang walet diantaranya Kanada, Hongkong, Italia, Jepang, Kamboja, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Makau, Belanda sampai Korea. Sementara yang terbesar adalah ke Hongkong sebesar 300.820 kg pada tahun 2014, diikuti Singapura 80.218 kg dan terakhir Vietnam 50.584. 

Eddy Purnomo, Kepala Bagian hukum dan Humas Badan Karantina Pertanian lebih lanjut mengemukakan bahwa dengan potensi produksi sarang walet Indonesia sebesar 400.000 kg per tahun, maka potensi nilai ekspor per tahun bisa mencapai Rp 4,8 triliun. 

Para pengusaha juga disarankan memasarkan produknya melalu e-commerce atau jual beli online. Hal ini mengingat masyarakat Tiongkok yang doyan belanja online. Tercatat transaksi online disana mencapai  2,2 triiun dolar AS, seperti dikutip dari antaranews.com. Tiongkok sendiri memberikan standar yang ketat dalam import dari Indonesia, sehingga baru 8 prosesor saja yang dinyatakan layak mendapat izin ekspor sarang walet. Ini membuktikan bahwa Indonesia semakin selektif dan melek kualitas


Pustaka :
http://marisukses.com/
http://smallcrab.com
http://www.binasyifa.com/
http://sumsel.tribunnews.com/
http://bisnis.liputan6.com
http://antaranews.com
http://umkmjogja.com